Sunday, July 22, 2012

Everything And Nothing

Tak ada siapapun dalam dirinya; dibalik wajah (yang bahkan dalam lukisan-lukisan buruk pada masa itu tidak mirip siapapun) dan kata-katanya, berlebihan, fantastis dan heboh, pada waktu itu hanya ada sedikit kedinginan, sebuah mimpi yang tak diimpikan siapapun. Awalnya dia berpikir semua orang seperti dia, tetapi keheranan seorang teman yang dengannya dia berbicara tentang kekosongan itu menunjukkan kesalahannya dan membuatnya merasa bahwa seseorang tak seharusnya berbeda dengan penampilan luarnya. Suatu saat dia berpikir bahwa buku bisa menyembuhkan penyakit itu sehingga dia belajar sedikit Bahasa Latin dan Yunani untuk mengetahui apa yang secara kontemporer sedang dibicarakan pada waktu itu; kemudian dia menganggap bahwa apa yang dia cari mungkin bisa ditemukan dalam sebuah ritual fundamental tentang manusia, lalu dia membiarkan dirinya diinisiasi oleh Anne Hathaway pada sebuah senja yang panjang di bulan Juni. Pada umur dua puluh sekian tahun dia pergi ke London. Secara insting dia telah menjadi cakap dalam mensimulasikan bahwa dia memang seseorang, sehingga orang lain tidak menyadari bahwa dia bukan siapa-siapa; di London dia menemukan pekerjaan yang telah ditakdirkan untuknya; seorang aktor, yang di atas panggung berperan sebagai orang lain di depan kumpulan orang-orang yang berperan sebagai orang yang menganggapnya berperan sebagai orang lain. Tugas-tugas panggung itu memberinya kepuasan yang luar biasa, mungkin yang pertama yang pernah dia alami; tetapi begitu kalimat terakhir terucap dan mayat terakhir ditarik dari panggung, perasaan benci terhadap ditariknya ketidak nyataan kembali menghantuinya. Dia berhenti menjadi Ferrex atau Timur Leng dan kembali tidak menjadi siapapun. Karena itu dia bersikeras membayangkan dirinya sebagai pahlawan yang lain dalam cerita tragis yang lain. Dan begitu, dagingnya memenuhi nasibnya di kedai minuman dan rumah bordil London, jiwa yang tinggal di situ adalah Caesar, yang mengabaikan ramalan peringatan, dan Juliet, yang membenci senda gurau, dan Macbeth, yang berbincang di dataran dengan para penyihir yang juga Takdir. Tak ada seorang pun yang telah menjadi begitu banyak orang selain orang ini, yang seperti Proteus Mesir mampu menghapuskan semua samaran kenyataan. Beberapa kali dia akan meninggalkan sebuah pengakuan pada beberapa sudut karyanya, tentu saja pesan itu tak tertangkap siapapun; Richard membenarkan bahwa dalam dirinya dia berperan menjadi banyak orang dan Iago menyatakan dengan kalimat penasaran, “Aku bukanlah aku.”Identitas dasar dari keberadaan, mimpi dan perannya mengilhami kalimat-kalimatnya yang tersohor.


Selama dua puluh tahun dia bertahan dengan halusinasinya yang terkendali, tetapi pada suatu pagi dia terpaku oleh kebosanan dan teror dengan menjadi begitu banyak raja yang mati oleh pedang dan begitu banyak penderitaan kekasih yang bertemu, berpisah dan secara merdu terkikis. Pada hari itu dia berkemas untuk menjual teaternya. Dalam seminggu dia kembali ke desa asalnya, dimana dia menemukan kembali pohon-pohon dan sungai-sungai masa kecilnya dan tidak menghubungkannya dengan “yang lain” yang mana pemikirannya mengagungkan, termasyhur ibarat mitologis dan istilah Latin. Dia harus menjadi seseorang; waktu itu dia merupakan pensiunan promotor yang telah mengumpulkan kekayaan dan melibatkan dirinya ke dalam utang-piutang, tuntutan hukum, dan riba yang picik. Dalam karakter ini dia mendiktekan keinginan yang gersang dan warisan yang kita ketahui, yang mana dengan penuh kesadaran dia menghilangkan semua jejak penderitaan atau literatur. Teman-temannya dari London mengunjunginya dan untuk merekalah dia mengambil peran lagi sebagai seorang penyair.

Sejarah menambahkan bahwa sebelum atau sesudah kematiannya dia mendapati dirinya bertemu kehadiran Tuhan dan berujar kepada-Nya: “Aku yang telah dengan sia-sia menjadi begitu banyak laki-laki ingin menjadi satu dan diriku sendiri.” Suara dari Tuhan menjawab dari terpaan angin puyuh: “Aku pun bukan siapapun; Aku memimpikan dunia seperti kamu memimpikan karyamu, Shakespeare-Ku, dan di antara bentuk mimpi-Ku adalah kamu, yang seperti Aku sendiri adalah begitu banyak orang sekaligus bukan siapapun.”


Jorge Luis Borges, Everything And Nothing
terjemahan nhdkentun

No comments:

Post a Comment