Sunday, July 22, 2012

The Witness

Di sebuah kandang kuda yang hampir berada di bawah bayangan gereja batu yang baru itu, seseorang dengan mata kelabu dan jenggot kelabu terlentang di tengah-tengah bau binatang, dengan kerendahannya mencari kematian seperti seseorang yang berusaha tidur. Hari, penuh kepercayaan terhadap hukum yang yang sangat banyak dan rahasia, sedang beralih dan mengacaukan bayangan di dalam gubuk yang reyot; di luarnya halaman terbajak dan parit yang tersumbat daun-daun kering serta jejak serigala di atas lumpur dimana hutan bertepi. Pria itu tidur dan bermimpi, terlupakan. Dia terbangun oleh bel yang berdentang dari Angelus. Di kerajaan Inggris bel yang berdering telah menjadi kebiasaan di sore hari, tetapi pria ini, waktu kecil, telah melihat wajah Woden, horor dan kegembiraan yang agung, berhala kayu kasar yang tergantung bersama koin Romawi dan baju besi, mengorbankan kuda, anjing dan tahanan. Sebelum fajar dia akan mati, dan bersamanya akan mati, dan tak akan kembali, kenangan terakhir dari ritual pagan tersebut; dunia akan sedikit kehilangan ketika orang Saxon ini mati.


Tindakan yang menumbuhkan dimensi ruang yang mencapai ujungnya ketika seseorang mati bisa membuat kita terheran-heran, kecuali satu hal, atau sejumlah hal-hal yang tak terhingga, mati dalam setiap penderitaan penghabisan, kecuali jika ada memori universal seperti yang diduga teosofis. Pada waktunya akan ada hari dimana mata terakhir yang melihat Kristus padam; pertempuran Junin dan roman Helen mati bersama kematian orang itu. Apa yang akan mati bersamaku ketika aku mati, bentuk menyedihkan atau rapuh apa yang akan hilang dari dunia? Suara Macedonio Fernandez, kenangan kuda merah di tanah kosong Serrano dan Charcas, sebatang sulfur di atas meja mahoni?




Jorge Luis Borges, The Witness
terjemahan nhdkentun

No comments:

Post a Comment